Kumpulan Hadits Lemah dan Palsu No. 91-100

HADITS KESEMBILAN PULUH SATU


إذا أحب الله عبدا أغلق عليه أمور الدنيا و فتح له أمور الآخرة


“Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka akan ditutup baginya perkara-perkara dunia dan dibukakan untuknya perkara-perkara akhirat”


Berkata Al-Allamah Al-Albani Rahimahullah : Diriwayatkan oleh Ad-Dailami dalam Musnadul Firdaus dari Anas  Rhadiyallahu’ anhu dan beliau (Al-Albani) menghukumi hadits ini sebagai hadits lemah (Dho’iful Jami’ No. 295)



HADITS KESEMBILAN PULUH DUA


إذا رأيتم الحريقَ فكبروا فإن التكبيرَ يطفئُه


“Apabila kalian melihat kebakaran, bertakbirlah. Karena Sesungguhnya takbir mematikannya.”


Berkata Al-Allamah Al-Albani Rahimahullah : (Hadits) Lemah,  Diriwayatkan oleh Al-Uqoili dalam Ad-Dhuafa (219) disandarkan dari Abdullah bin Amr’ bin Ash Radhiyallahu' anhuma secara marfu.


Datang pula dari jalur periwayatan lain yang semuanya lemah. (Silsilah Al-Ahadits Ad-Dhoi’fah No. 2603 dengan ringkasan dan perubahan)



HADITS KESEMBILAN PULUH TIGA


أربع من سنن المرسلين الحياء و التعطرو السواك و النكاح


“Empat perkara yang termasuk dari Sunnahnya para nabi : Rasa malu, memakai wangi-wangian, bersiwak dan menikah”


Berkata Al-Allamah Al-Albani Rahimahullah : (Hadits) Lemah,  Dikeluarkan oleh Ahmad (5/421) dari Abu Ayyub Rhadiyallahu’ anhu secara marfu.


Dalam riwayat lain, lafadz “ Malu” diganti dengan lafadz “  khitan”


Datang pula dengan lafadz :


خمس من سنن المرسلين : الحياء و الحلم و الحجامة و التعطر و النكاح


“Lima perkara termasuk dari sunnahnya para Rasul : Rasa Malu, Murah hati, Berbekam, memakai wangi-wangian dan menikah”


Dikeluarkan oleh At-Thabrani dari Ibnu abbas Rhadiyallahu’ anhuma secara marfu dan sanadnya sangat lemah . (Nukilan dari Al-Irwaul Ghalil No. 75 Dengan ringkasan dan sedikit perubahan )



HADITS KE SEMBILAN PULUH EMPAT


أفضل طعام الدنيا والآخرة اللحم


“”Makanan yang paling mulia di dunia dan akhirat adalah Daging”


Berkata Al-Allamah Al-Albani Rahimahullah : (Hadits) Sangat lemah. Dikeluarkan oleh Al-Uqoili dalam Ad-Dhuafa dari Ka’ab Radhiyallahu' anhu secara Marfu (Silsilah Al-Ahadits Ad-Dhoi’fah No. 2518 dengan ringkasan)



HADITS KESEMBILAN PULUH LIMA


أكرموا العلماء فإنهم ورثة الأنبياء من أكرمهم فقد أكرم الله ورسوله


“Muliakanlah ulama, karena sesungguhnya mereka adalah pewaris para Nabi. Barangsiapa yang memuliakan mereka maka sungguh telah menuliakan Allah dan Rasulnya”



Berkata Al-Allamah Al-Albani Rahimahullah : (Hadits) Palsu, Dikeluarkan oleh Ibnu Jabrun dan Al-Khatib dalam Tarikh Baghdad (4/437-438)


Adapun lafadz :


العلماء ورثة الأنبياء


“Ulama adalah pewaris para nabi “


Tsabit dalam riwayat Ibnu Hibban dan selainnya. (Silsilah Al-Ahadits Ad-Dhoi’fah No. 2678 dengan ringkasan)



HADITS KESEMBILAN PULUH ENAM


بين العالم والعابد سبعون درجة


“Antara seorang yang berilmu (Alim) dengan seorang yang banyak beribadah (Abid) jaraknya tujuh puluh derajat”



Berkata Al-Allamah Al-Albani Rahimahullah : (Hadits) sangat Lemah, Dikeluarkan oleh As-Syahin dalam At-Targhib (1/290) dan Ibnu Adi dalam Al-Kamil (4/134) dari Abu Hurairah Radhiyallahu' anhu secara marfu (Silsilah Al-Ahadits Ad-Dhoi’fah No. 2140) Silahkan merujuk pula Silsilah Al-Ahadits Ad-Dhoi’fah No. 6578.



HADITS KESEMBILAN PULUH TUJUH


أن النبي صلى الله عليه و سلم كان إذا نظر [ وجهه ] في المرآة قال :


اللهم كما أحسنت خلقي فحسن خلقي


Rasulullah apabila sedang memandang (wajahnya) di cermin, beliau mengucapkan ; “Ya Allah, sebagaimana engkau telah membaguskan penciptaanku maka baguskanlah akhlakku”


Berkata Al-Allamah Al-Albani Rahimahullah : Dikeluarkan oleh Al-Baihaqi dalam Ad-Da’wah dari Aisyah Rhadiyallahu' anha.


Datang pula jalur periwayatan lain disandarkan dari Ali Bin Abi Thalib, Ibnu Abbas dan Anas  bin Malik Rhadiyallahu' anhum dan semua jalur periwayatannya lemah sehingga tidak benar berdalil dengan hadits-hadits lemah ini tentang disyariatkannya membaca doa ini ketika sedang memandang Ke cermin.


Hadits yang Shahih adalah hadits untuk membaca doa ini di waktu kapan saja tidak terikat ketika sedang memandang ke cermin, sebagaimana hadits shahih yang datang dari Aisyah dan Ibnu Mas’ud Rhadiyallahu’ anhuma secara marfu dalam riwayat Ahmad (Nukilan dari Al-Irwaul Ghalil No, 74 Dengan ringkasan dan sedikit perubahan )



HADITS KESEMBILAN PULUH DELAPAN


أَنَّ الْجَزَاء مِنْ جِنْس الْعَمَل


“Balasan dari sesuatu perbuatan adalah termasuk dari perbuatan itu sendiri”


Lafadz ini bukanlah hadits Rasulullah Shalallahu ‘alahi wassallam , melainkan tafsir para Imam-imam ahli tafsir terhadap firman Allah :


وَمَا تُجْزَوْنَ إِلا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ


“Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang Telah kamu kerjakan” (QS. Ash-Shaafat : 39)


والذين كَسَبُواْ السيئات جَزَآءُ سَيِّئَةٍ بِمِثْلِهَا وَتَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ


“Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan” (QS. Yunus : 27)


Juga ayat-ayat lain yang semakna





HADITS KE SEMBILAN PULUH SEMBILAN


الجالس وسط الحلقة ملعون


“Orang yang duduk di tengah Halaqoh terlaknat”


Berkata Al-Allamah Al-Albani Rahimahullah : (Hadits) Lemah,  Diriwayatkan oleh Al-Qhoti’ dalam Al-Alf Dinar.


Datang pula dengan Lafadz


أن رسول الله صلى الله عليه و سلم لعن من جلس وسط الحلقة


“Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘alahi wassallam melaknat orang yang duduk di tengah Halaqoh”


Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Adi lafadz ini pun lemah. (Silsilah Al-Ahadits Ad-Dhoi’fah No. 638 dengan ringkasan)



HADITS KESERATUS


كان لا يمس وجهي شيئا و أنا صائمة


“Rasulullah tidak pernah menyentuh sedikit pun wajahku ketika aku sedang berpuasa”


Hadits ini disandarkan dari Aisyah Rhadiyallahu' anha. Berkata Al-Allamah Al-Albani Rahimahullah : (Hadits) Mungkar, Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya (904)


Hadits yang Shahih dengan jelas menyelisihi Hadits lemah ini, sebagaimana Diriwayatkan oleh Abu Dawud (1/374) dan Ahmad (6/179) dari Aisyah Rhadiyallahu' anha, beliau berkata :


و كان يقبلني وهو صائم و أنا صائمة


“Dan Rasulullah Shalallahu ‘alahi wassallam menciumku dalam keadaan beliau berpuasa dan aku berpuasa”


Hadits ini Dishahihkan oleh Al-Allamah Al-Albani Rahimahullah dalam Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah No. 219


(Nukilan dengan ringkas Silsilah Al-Ahadits Ad-Dhoi’fah No. 858 dan Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah No. 219 dengan sedikit perubahan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar